Mengulik kuliner kaki lima emang nggak ada habisnya, di sini di Jakarta yang tiap sudutnya kamu bisa nemuin beragam kuliner beken. Kota Jakarta sebagai kota metropolitan menjadi tempat berbaurnya budaya dan kuliner nusantara. Kali ini Jajanbeken mencoba menjajaki kuliner di kawasan Cikini dan merangkumnya ke dalam sebuah artikel 6 Kuliner Cikini Yang Legendaris yang menawarkan aneka kuliner dengan rasa yang sudah tersohor .
SEJARAH CIKINI DAN KULINERNYA
Berbicara mengenai sejarah Cikini nggak terlepas dari sejarah Menteng secara keseluruhan. Menteng adalah sebuah kecamatan di Jakarta Pusat yang memiliki 5 kelurahan yaitu; Menteng, Pegangsaan, Cikini, Kebon Sirih dan Gondangdia. Dimana terdapat 3 buah stasiun yaitu; Stasiun Gondangdia, Stasiun Sudirman dan Stasiun Cikini.
Bangunan bersejarah di kawasan ini diantaranya Masjid Cut Meutiah, Masjid Sunda Kelapa, Gereja Theresia, Gedung Joeng 45, Gedung Perintis Kemerdekaan, Jakarta Theater, Bioskop Megaria, Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Tugu Selamat Datang, Hotel Indonesia dan Gedung Sarinah.
Menteng mulai dibangun tahun 1910 oleh arsitek Belanda P.A.J. Mooijen melalui sebuah proyek Menteng yang dikenal dengan proyek Nieuw Gondangdia. Dengan bantuan F.J.Kubatz, kawasan Menteng dipenuhi dengan taman-taman terbuka yaitu; Taman Suropati, Taman Lawang, Taman Situlembang, Taman Cut Meutia dan kini Taman Menteng yang dulunya adalah sebuah Stadion Menteng.
Selama perkembangan kawasan Menteng, Cikini pun turut serta mengalami perkembangan. Di kawasan Cikini pernah berdiri sebuah Kebun Binatang yang bernama Planten en Dierentuin (Tanaman dan Kebun Binatang) pada tahun 1864 yang didirikan oleh Raden Saleh di kawasan yang sekarang menjadi Taman Ismail Marzuki. Kata Kebun Binatang sering disingakat menjadi Bonbin, lalu dari sinilah Gado-Gado Bonbin memperoleh namanya. Lalu kemudian kebun binatang ini dipindahkan ke Ragunan, Jakarta Selatan tahun 1969 hingga sekarang.
10 November 1968 Taman Ismail Marzuki diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin setelah sebelumnya dipakai sebagai lokasi Kebun Binatang. Kawasan TIM merupakan tempat berekspresi dan mengapresiasi seni yang di dalamnya terdapat Teater, Planetarium dan Institut Kesenian Jakarta.
Dahulu Cikini punya bioskop legendaris yang bernama Bioscoop Metropool atau yang lebih dikenal dengan Bioskop Megaria, dibangun pada tahun 1923 yang dapat menampung 1700 penonton. Seiring berjalannya waktu kawasan bioskop ini berubah namanya menjadi Metropole XXI yang kini menjadi kawasan bioskop yang elit. Dan di sinilah lokasi Pempek Megaria yang legendaris itu bisa kita ditemukan.
KULINER CIKINI
Kuliner Cikini yang saya coba berikut bisa dibilang kuliner kaki lima karena awalnya merupakan jajanan pinggir jalan atau warung, walaupun sekarang mereka sudah punya kios permanen di sini. Rata-rata kedai mereka sudah beroperasi sejak tahun 1960-an lho jadi suasana jadul dan kesan tempo doeloe-nya kerasa banget.
Yuk langsung aja kita ngulik satu persatu kuliner Cikini yang legendaris, kali ini bersama teman blogger saya Winda Puspita, Dita dan Liza.
1. SOTO H. MA’RUF
Destinasi pertama saya dan teman-teman adalah di Taman Ismail Marzuki, konon katanya di dalam kawasan ini terdapat sebuah rumah makan soto Betawi yang melegenda. Yup Soto Haji Ma’ruf yang sudah beroperasi sejak 1970-an. Setelah sempat berpindah-pindah lokasi di kawasan Cikini akhirnya menetap di dalam kawasan Taman Ismail Marzuki.
Yang pertama kali kita coba adalah Laksa, Laksa merupakan makanan peranakan dan salah satu etnis yang mengolahnya yaitu di sini di tanah Jakarta, yup Laksa Betawi disamping terdapat juga Laksa Bogor ya sobat jajan.

Kuahnya begitu kaya rempah, ketika diseruput langsung terasa sensasi kuah laksa yang berbeda dengan jenis-jenis kuliner berkuah lainnya.
“Buat gue kuahnya agak sedikit asin” Celoteh Winda sambil nyeruput kuahnya.

Dita yang siang itu belum makan berat mau pilih Sate Ayam buat ganjal perut. “Ya Okelah satenya abis gue laper banget sih belum makan dari pagi, eh susuk gue ilang dong nih”, katanya sambil gigit sate dengan ganasnya.

Dan yang terakhir yang merupakan “The Beken Point” di sini yaitu Soto Betawi! Sobat jajan bisa pesan mau isian daging atau jeroan, kali ini Dita request “Yang ada jeroannya lah, gue suka jeroan sih”.
Kuahnya kental dan agak kecoklatan, sekali seruput ada beberapa potongan paru yang ikut masuk ke dalam mulut hmmm yummmy.

2. GADO-GADO BONBIN
Setelah keluar dari kawasan Taman Ismail Marzuki kita melanjutkan perjanan ke Jalan Cikini IV dengan berjalan kaki. Dan destinasi selanjutnya yaitu Gado-Gado Bonbin, kedai ini sudah beroperasi sejak 1970-an. Nama bonbin berasal dari “Kebon Binatang” mengingat dulu Jalan Cikini IV bernama Jalan Bonbin III.
Kali ini kita langsung nggak sabar mau pesan Gado-Gado Bonbin yang legendaris. Setelah dicoba ternyata rasanya enak banget “The Beken Point” gado-gado ini terletak pada bumbu kacangnya, bumbu kacangnya beda! Lembut banget! Pantes aja beberapa tokoh penting seperti Andi Malarangeng, Alm. Gus Dur dan Alm. Taufik Kiemas pernah jadi pelanggan setia di sini.
Selain gado-gadonya yang legendaris di sini sobat jajan juga bisa cobain Mie Ayam Bonbin dan Lontong Cap Gomeh yang juga legendaris.

Melanjutkan perjalanan kuliner sambil berjalan kaki menikmati suasana sore di Cikini yang nggak terlalu riuh. Gang sempit di Jalan Cikini IV ini begitu sepi hanya ada suara saya, Winda, Dita dan Liza yang sibuk bergosip sambil sesekali menanyakan arah “Mau kemana lagi kita?”
Memasuki ruas jalan berikutnya masih di Jalan Cikini IV di sisi rel kereta layang nanti kita akan bertemu dengan dua destinasi kuliner sekaligus yaitu; Nasi Uduk Gondangdia dan Mie Ayam Gondangdia yang juga legendaris.
3. NASI UDUK GONDANGDIA
Menyelinap diantara perumahan, berhadapan langsung dengan rel kereta layang dekat Stasiun Gondangdia tersembunyi sebuah kedai nasi uduk yang sudah melegenda. Nasi Uduk Gondangdia yang sudah beroperasi sejak 1993.
Kalau sobat jajan sudah mendapatkan tempat duduk, sobat jajan bisa pilih aneka gorengan untuk teman makan nasi uduknya. Sebenarnya lauk pendamping ini sudah setengah matang jadi nanti staff di sini akan menggorengnya sesaat sebelum dihidangkan.
Berikut menu lauk pendamping yang kita pilih ada ayam, sate telur, jeroan dan tempe.
Nasi uduknya sendiri dimasukkan ke dalam pincuk daun pisang. Setelah pincuk dibuka langsung keluar aroma wangi nasi uduk yang khas dan menggoda, taburan bawang goreng menyelinap diantara sela-sela nasinya yang pulen. “Hmmm nasinya pulen banget! Terasa banget santennya jadi gurih deh”, ujar Liza saat menyuap nasi uduknya.
Yes! saya pun setuju dengan komentar Liza, “The Beken Point” dari Nasi Uduk Gondangdia ini terletak pada tekstur nasinya yang “pulen” dan rasanya juga gurih santan, pokoknya sedap!
Dan jangan lupa sambalnya juga juara, ada pilihan sambal ulek dan sambal kacangnya sobat jajan dua-duanya pas banget jadi temen setia nasi uduk ini.
4. MIE AYAM GONDANGDIA
Tepat di sebelah nasi uduk gondangdia terdapat Mie Ayam Gondangdia yang menambah daftar kuliner Cikini kita yang berikutnya, yup persis di sebelahnya banget! Seperti rumah, terdapat halaman yang dimanfaatkan untuk area outdoor dimana terdapat gerobak es podeng yang mangkal di sini setiap harinya.
Awalnya Mie Ayam Gondangdia yang sudah beroperasi sejak 1968 ini berlokasi di Jalan RP Soeroso, Gondangdia tapi sayangnya kedai mie ini tertimpa musibah kebakaran. Dan di lokasi ini dijadikan tempat sementara sambil menunggu pembangunan ulang kedai tersebut.
Kali ini kita nyobain mie ayam baksonya. Terdapat tiga butir bakso halus dan ayam kecap yang biasa terdapat di mie ayam pada umumnya.

“The Beken Point” untuk mie ayam gondangdia terletak pada kekenyalan mienya. Karena cukup menggoda banget akhirnya satu mangkuk mie ayam ini diserbu berempat!

5. BUBUR CIKINI
Hari sudah berganti menjadi malam, perjalanan kita menjajaki kuliner Cikini masih terus berlanjut. Masih di sekitar Jalan Raya Cikini tepatnya sebelum Stasiun Cikini terdapat sebuah kedai bubur yang juga sudah melegenda namanya Bubur Cikini.
Kedai Bubur Cikini buka dua kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari. Bubur Cikini H.R. Suleman ini lebih sering dikenal dengan sebutan Burcik padahal aslinya bubur ini merupakan bubur khas Cirebon.
Semangkuk burcik ini cukup mengenyangkan sobat jajan, buburnya sendiri diselimuti taburan cakwe, suiran ayam dan serpihan emping sampe buburnya nggak keliatan sama sekali. Kalau saya lebih suka makan bubur ini bareng kecap asin.
6. PEMPEK MEGARIA
Ini adalah perjalanan kuliner Cikini hari kedua yang saya lakukan. Masih menjajaki kuliner Cikini setelah tadi malam sempat patah hati karena kehabisan Pempek Megaria padahal masih jam 7 malam.
Dahulu tempat ini bernama Bioskop Megaria tapi sekarang telah berubah menjadi Metropole XXI. Dan pempek megaria terletak di sebuah sudut food court di dalam kawasan Metropole XXI ini.
Pempek Megaria punya ciri khas dari ukuran pempeknya dan kuahnya yang nikmat. Sobat jajan pastikan kalau memesan pempek di sini minta yang baru digoreng ya, kalau sudah lama didiamkan konsistensinya sudah mengeras.
Tapi apalah artinya pempek keras kalau kuahnya lezat karena banyak yang bilang enak atau enggaknya pempek itu dinilai dari kuah cukanya.
Nah sobat jajan itu cerita perjalanan kuliner Cikini Jajanbeken di yang legendaris. Dari semua yang Jajanbeken coba, saya paling suka sama Gado-Gado Bonbin dan Nasi Uduk Gondangdia hmmm juara banget rasanya bikin lidah ini nggak bisa move on.
Yang saya coba di artikel ini adalah kekayaan kuliner tempo dulu yang mungkin pernah dicoba oleh kakek nenek kita kala itu, aaah pasti mereka pernah makan di sini sambil JJS atau malmingan *mungkin.
Sekarang saatnya petualangan kamu dimulai! Salam Jajan!
Cek juga kuliner seru lainnya di Youtube Jajan Beken.
OK FIX…. Setelah baca ini nyesel banget pernah nginep semalem di Cikini tp ga kulineran sama sekali-____—
Nginep lagi rosiy seru lho di cikini..
ish ini mah tempat jajahanku semuaaaaa!
tapi menurutku ada yg lebih enak dr soto H. Ma’ruf….deket2 sana juga kok 😀
namanya apa kak?
Mpek2 megarian merindu dahnlama ngak makan kesana
Thank you sudah mampir Cumilebay
Di Cikini ada Restoran Trio ( chinese food ) dan Sup Buntut Cut Meutia yg belum diulas nih… hehehe…
Next time mau coba sop buntut Cut Meutia 🙂
Betul mas… Sop buntut cut meutia… Enak
Setujuuu
Lokasi keduanya dimana ya
Lebih legendaris lagi mangkok yang ada tulisan merahnya gan,,,dari saya bayi udah ada kayanya tuh.hehehe
Kalo itu saya juga setuju gan hehe
Nasi Goreng Tek Tek Mercure Cikini juga makjleb
Baik, nanti kita coba ya
Wah harus dicoba nih lain kali kalo main
Betul sekali, info2 ya kalau ada kuliner menarik lainnya
wajib cobain ketoprak cut meutia sama bakmi jawa pak minto papasan sama stasiun gondangdiaaa.. itu enak menurut kuuuuu
Was thank you infonya ananda.. boleh nanti Aku Coba deh
Soto betawi H. Ma’rufnya kurang sip. Saya td kesitu nyobain abis baca artikel ini, eh taunya zonk. Mndgan soto n sate di pejambon..